Senin, 16 April 2012

Larangan dan Anjuran

Lanjutan dari sebelumnya..


Larangan-larangan Pribadi
1)  Tidak membaca buku untuk menambah ilmu pengetahuan.
2)  Tidak berolahraga untuk memperkuat badan.
3)  Tidak membawa pulpen dan catatan untuk menangkap gagasan-gagasan.
4)  Tidak muroja’ah untuk mensyukuri nikmat + persiapan untuk imam.
5)  Tidak bersedia untuk melakukan segala kebaikan untuk mencapai keberkahan.
6)  Tidak mengajak teman menuju kebaikan dan mencegahnya dari yang buruk, agar tercipta lingkungan yang positif.
7)   Tidak berbahasa arab agar syi’ar Islam tersampaikan dan menutup perpecahan.
8)   Tidak memuji perbuatan yang baik.
9)   Tidak mengejek perbuatan yang buruk.
10) Tidak meningkatkan skill dalam hal apapun.
11) Menghambur-hamburkan uang.

Anjuran-anjuran
1)  Selalu meng-update strategi-strategi yang dapat meningkatkan nilai pribadi dan teman-teman untuk mencapai keridhoan Allah SWT.
2)  Bekerja sama dalam kebaikan

Minggu, 15 April 2012

Musuh-musuh Pencuri Waktu


Kadang-kadang kalo kita sedang melakukan sesuatu, suka terbetik "kenapa saya melakukan ini y?" "kenapa saya tidak muroja'ah y? atau belajar? berolahraga? bersih-bersih? dan lain-lain..?
Ternyata penyakit-penyakit ini dapat ditemukan ketika dicoba untuk sedikit berfikir lebih mendalam dan bermuhasabah di tempat yang tenang ( perpustakaan .. : ). Ini dia sebagian virus-virusnya :

  1) Berlama-lama di kamar tanpa ada tujuan yang jelas.
  2) Memegang dan membuka-buka handphone tanpa
      tujuan yang jelas.
  3) Berlaptop ria tanpa tujuan yang jelas dan lebih dari 1
      jam.
  4) Makan nasi terlalu berlebihan ( memperbanyak sambal /
      nasi + tambah-tambah porsi ).
  5) Duduk / berbicara dengan orang yang malas dan
      menularkan kemalasannya.
  6) Mengkhayal tanpa ditulis dan dalam tempo yang lama.
  7) Melewati waktu-waktu emas untuk berbuat super positif /
      khusyu, yaitu : 2 jam sebelum shubuh, 2 jam setelah
      shubuh, ba’da maghrib, ¼ jam sebelum sholat dan
      sesudahnya.
  8) Tidak bermuhasabah.
  9) Tidak berdoa dengan serius.
Katakan tidak pada "virus-virus malas"

Jumat, 13 April 2012

Hendaknya Kaum Mukminin Tunduk Hatinya

Mutiara Ayat
Ketika pada hari ini saya mulai kembali sadar untuk kembali mengulang hafalan, saat itu tak sengaja membuka 1 surat untuk dibaca dengan tempo pelan dan sarat tadabbur. Subhanallah, saya menemukan sebuah ayat yang sangat menyentuh saya, karena saya sadar, bahwa selama ini saya sudah mulai jarang mengulang hafalan saya.
QS Al-Hadid 16-17

16. Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.
17. Ketahuilah olehmu bahwa Sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya.

Ya Allah yang maha membolak-balikan hati hambanya, siramilah hati kami sebagaimana engkau menghidupkan bumi sesudah matinya, agar hati ini menjadi selalu ingat kepadamu, dan janganlah engkau jadikan hati kami seperti kaum ahli kitab terdahulu yang telah engkau keraskan hatinya, sehingga berpaling jauh darimu.

Kamis, 12 April 2012

Status Ma'had Aly Akan Diformalkan



Hidayatullah.com -- Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof Dr. Nur Syam menyatakan untuk penguatan pendidikan agama dan keagamaan, pihaknya akan melakukan rekonstruksi pendidikan pesantren, antara lain dengan memformalkan lembaga pendidikan Ma'had Aly (pesantren tinggi).
Dalam seminar nasional bertajuk "Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Inovasi Teknologi Pendidikan" yang berlangsung di gedung PBNU, Jakarta Pusat di Jakarta, Rabu (21/3) lalu, Nur Syam menuturkan bahwa adalah harapan pihaknya ma'had aly sebagai salah satu bentuk pendidikan tinggi akan diperkuat dari non formal menjadi formal.
Untuk itu, lanjutnya, akan dilakukan penataan pada ma'had aly yang telah ada, baik pada kurikulum, standar nasional pendidikan serta anggaran.
"Perlu persiapan kira-kira bentuknya seperti apa, ini tugas kita bersama," ujar Nur Syam seperti dikutip laman Ditjen Pendis Kemenag.
Sebelumnya Menteri Agama Suryadharma Ali berharap ma'had aly agar memperoleh standarisasi sehingga lulusan lembaga pendidikan Islam ini berhak memperoleh ijazah setara sarjana strata satu (S1). Karena pengalaman membuktikan bahwa pendidikan dengan basis pondok pesantren telah banyak melahirkan pemimpin di negeri ini.
Menag mengatakan pemerintah berupaya merumuskan standardisasi ma'had aly. Proses penyetaraan atau mu`adalah tengah diupayakan. Dengan demikian, kata Menag, lulusan mahad selain memiliki kompetensi penguasaan agama dan memiliki ijazah yang sama dengan PTAI lainnya. Tanpa menghilangkan ciri khas mahad yang dimiliki. Untuk pengembangan mahad, pemerintah mengaku siap memberikan sokongan.*

Rep: Ainuddin Chalik
Red: Cholis Akbar

Di Ma'hadku

Halaman Pondok
Sekedar berbagi cerita di ma'had, Alhamdulillah,  melewati satu semester dengan penuh perjuangan juga bulan Maret yang penuh  kegiatan, karena disini ada Ujian Akhir Semester (UAS) dengan kegiatan belajar full selama dua minggu, dilanjutkan dengan Rihlah ke pantai Situbondo selama dua hari, mukhoyam di pegunungan Argopuro selama 3 hari (dengan segala persiapannya), serta acara Gathering bersama para wali mahasantri dan Orang Tua Asuh (kita sebagai panitianya). Akhirnya tanpa terasa telah sampai pada pertengahan April dengan kegiatan aktif seperti semula, walaupun telah kehilangan 4 santri yang telah ter-eliminasi.
Sungguh unik tinggal di ma'had yang sedang merintis awal ini, saya sebagai santri angkatan pertama yang masih belajar, takjub melihat perkembangan para santri dan warga sekitar yang cukup antusias terhadap kedatangan ma'had yang bisa dibilang "beda dari yang lain".
Pak Noh
Dsini saya banyak mengambil pelajaran yang belum s`ya dapat di kota-kota sebelumnya, dimana ma'had dan lingkungan sekitar ini banyak yang bekerja dengan dilandasi keikhlasan, kalau mau pinjam motor ke ustadznya, pasti diberikan dengan senang hati tanpa ada perasaan berat, lalu ada dua warga donatur yang mewakafkan motor yang masih bagus, ada yang istiqomah memberikan teh dan kue-kue ketika pengajian ceramah ba'da shubuh, ada juga yang ikhlas setiap pagi dan sore hari menyapu dan membersihkan halaman masjid, asrama, kelas, dan lingkungan ma'had serta dekat dan akrab dengan santri-santrinya, ustadz yang sabar setia menerima setoran hafalan pagi dan sore hari, ustadz yang selalu memberikan motivasi dan arahan, ibu pewakaf asrama yang tinggal berdekatan, dan masih banyak lagi.
Walaupun dapat dimaklumi juga masih ada kekurangan disana-sini (angkatan pertama gitu loch..), kami akan terus memberikan kontribusi yang terbaik, belajar dengan sungguh-sungguh, serta saling membina persaudaraan agar tetap kokoh untuk bergerak bersama menuju kebaikan.
Kami bukan sekelompok orang yang mudah menyerah dan mengeluh. Insya Allah.

Selasa, 10 April 2012

Daripada Tidak Sama Sekali

Tidak ada kata terlambat, itulah salah satu kalimat penyemangat saya dalam memulai tulisan perdana ini, setelah mendengar pengarahan dari seorang guru Broadband Learning Center di Jember yang bertanya "apa pentingnya internet buat kita?" saya menjawab "komunikasi dan dagang" jawaban beliau "benar, tapi ada lagi yang lebih penting.." dalam benak saya "apa ya?" ternyata setelah beliau menampilkan layar presentasi berikutnya ada sepenggal kalimat berada di tengah-tengah yang sangat menginspirasi saya, "GHOZWUL FIKR".
Luar biasa, dari situlah saya bermula untuk menulis di blog ini sebagai pengantar tulisan saya, sebagaimana terdapat kisah seorang ulama yang terkenal dalam pengembaraan ilmunya di kala usianya telah senja, beliaulah Syeikh Ibnu Hajar yang telah terinspirasi melihat tetesan air yang berkesinambungan jatuh di atas batu keras yang besar, ternyata air itu dapat melubanginya walau dalam jangka waktu yang lama, tidak ada kata terlambat walau telah berulang-ulang dan berganti-ganti guru semasa kecilnya, beliau semakin bersemangat mencari ilmu dan menulis buku, ternyata usaha beliau menghasilkan lebih dari puluhan jilid buku yang berukuran tebal.
Bagaimana dengan kita saudara? Mari kita mulai mencoba dari sekarang, bukanlah kita melakukan sesuatu dituntut akan keberhasilannya, tetapi bagaimana kita berani mencoba. Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi.