Kamis, 01 November 2012

Dari Depok Menuju Jember

Kalo dari kemarin-kemarin, yang lumayan banyak sudah kita bahas adalah segala hal yang berkaitan dengan berita acara, hikmah perenungan, dll. Maka disini saya akan sedikit membahas tentang profil kota Jember yang sekarang sedang ditempati, dalam perspektif saya.

Letak Kab. Jember
Tepat satu tahun saya tinggal di Jember, masih sangat terngiang di pikiran saya, hari itu tanggal 22 Oktober 2011, bertepatan dengan tanggal lahir adikku juga, saya tiba di Jember pada pukul 17.30 dalam kondisi hawa yang sejuk setelah hujan, dingin-dingin nikmat, sedikit berkabut, dan pas langsung bisa sholat Maghrib.

Alhamdulillah,,
Ternyata di daerah sini orangnya ramah-ramah sekali, gak seperti terbayang yang saya khawatirkan disini, jadi ketika saya sudah sampai disini, waktu itu tepat saya sudah berada di depan gerbang Ma'had Ibnu Katsir, segera langsung ada dua orang santri yang bergegas membantu mengangkat barang-barang saya yang waktu itu berat dan banyak sekali, padahal santri-santri disana sedang seru dan asyik menghafal Al-Qur'an, tersentuh hati saya, setelah sekian lama sudah jarang mendengar ada masjid yang ramai dengan bacaan Al-Qur'an bagai suara tawon yang merdu, saya jadi merasa iri kepada mereka, walaupun saya ini sudah selesai setoran 30 Juz, tapi kok, aneh ya, masih ada perasaan mau seperti mereka. Kumantapkan di dalam hati "Tenang, insya Allah sebentar lagi bisa ikut gabung.."

Sesampai disana, saya juga langsung disambut 3 orang ustadz yang sangat menghormati tamunya, setelah mempersilahkan saya duduk dan mengobrol seru dalam perkenalan pertama, beliau-beliau juga langsung memberikan kami bersama orang tua saya tempat inapan tamu yang menurut saya nyaman sekali, di pintunya padahal ada tulisan "Gurfatul Mudir", subhanallah, begitu memuliakan tamunya para-para ustadz disini, di dalam sana kami langsung diberikan nasi pecel spesial 3 bungkus, satu untuk saya, untuk abi saya, dan akh Syamsul.

Alhamdulillah, perjalanan dari Depok menuju Jember jika memakai bus dapat ditempuh dalam waktu satu setengah hari, disana saya banyak melihat pemandangan-pemandangan yang unik, ada banyak tempat produksi garam, jalan tol di Surabaya, Kuala Lumpur Sidoarjo, hingga berakhir pada tempat yang sejuk dan dingin, Jember. Semuanya berkesan, karena tempat belajar yang kutuju ini tidaklah seperti bayangan saya "Deso Katrok", tapi justru dekat perkotaan yang mudah aksesnya untuk berbelanja, wisata, pendidikan, dll. : )

Pagi jam 9 pagi aku menjemput abiku, naik motor yang dipinjami oleh ustadz, berlanjut sambil menikmati udara sejuk pagi Jember. Alhamdulillah.. Enak sekali ternyata jalan raya disini, tidak banyak kendaraan, masih banyak pepohonan, jalan protokolnya juga tertib dan tidak terlihat kumuh. Yang membuat saya terkesima juga adalah, kedatangan saya ini bertepatan dengan PT KAI telah merevolusi sistem tiketnya dengan H-90, stasiun terlihat bersih dan rapih, tidak ada rombongan penumpang menumpuk liar seperti kita melihat pada antrian Kapal Laut.
(Bersambung,, sudah malam..)

Rabu, 31 Oktober 2012

12 Perbuatan Luhur untuk Dilakukan Tiap Hari


  1. Bersyukur kepada Allah SWT.
  2. Muhasabah diri.
  3. Menginfakan tenaga, harta, dan ilmu.
  4. Musyawarah dengan penuh perhatian.
  5. Sholat tepat pada waktunya.
  6. Menjaga sholat-sholat sunnah.
  7. Minum air putih 1 liter dengan jadwal.
  8. Memberikan inspirasi kepada orang lain.
  9. Menjaga sholat malam.
  10. Selalu bersemangat dan optimis pada diri sendiri.
  11. Tidak berbicara dengan kwalitas yang rendahan, mengeluh, mempersoalkan masalah, dll.
  12. Menepati janji.

Senin, 29 Oktober 2012

Acara Workshop Menulis dengan Bu Sinta FLP

Suasana Awal Masuk
Berawal dari menulis blog ini, melihat ada berita acara di Facebook teman Ustadz Hari (Pak Syahrizal Bahtiar), hati terasa jadi penasaran "Bagaimana ya rasanya ikut workshop FLP?" karena kebetulan di undangan FB-nya yang menyelenggarakan adalah dari FLP Jember. Memantapkan keyakinan, konsultasi ke Ust Hari (Padahal saya pernah ikut workshop beliau sebagai wartawan, tapi belum nyadar, hehe.. : D ), izin ke Ust Syukri, Izin ke Ust Abu, Keliling-keliling cari tiket...

... Alhamdulillah...
Dapat juga tiketnya..
Padahal kalau saya mau, acara Puslit Majlis Dhuha juga bagus menurut saya, karena yang mengisi materi adalah Pak Ahmad Arqom dari TRUSCO, sang penulis juga, trainer, dan motivator.

Diawali dengan Bismillah. Ok sip, sudah yakin sekarang mau ikut Workshop FLP.
Acara diselenggarakan pada hari Ahad 28 Oktober 2012 berbarengan dengan hari tasyriq Idul Adha yang kedua, mulai pukul jam 07.00 pagi. Saat saya bersiap-siap, Alhamdulillah berjalan lancar, bisa tidur sebentar selepas Shubuhnya dulu, lanjut geber-geber santri supaya bangun untuk persiapan Majlis Dhuha, mandi, jahit baju, berangkat diantar akh Syamsul dengan motor. Enaknya lagi dimulai dengan sarapan pagi di warung H. Syukri + Sholat Dhuha dulu di masjid seberang. Nikmatnya... : )

Datang paling pertama, yang saya lihat hanya ada 3 Akhwat yang sedang sibuk masing-masing di barisan shaf ke-3. Tulis Buku tamu, langsung duduk di barisan paling pertama. Ada rasa yang berbeda sepertinya, acara kepenulisan ini benar-benar membuat saya penasaran, tapi yang berbeda bangetnya lagi, karena di barisan kiri dan tengahnya benar-benar dipenuhi dengan barisan akhwat-akhwat yang, bagaimana gituh dech..

Dibuka oleh MC yang aktif dan lancar berbahasa inggris (Oiya.. panitianya disini akhwat semua sepertinya, kecuali pak Syahrizal Bahtiar..) disana diberikan perkenalan-perkenalan dengan cara yang unik dan lucu. Kemudian pembacaan tilawah yang merdu oleh salah seorang santri Pondok, membaca QS Ar-Rahman. Lalu pembukaan oleh Ketua Panitia dan Ketua Umum, Pak Musthofa Rizki dan Pak Syahrizal FLP.

Pengarahan dari Bunda Sinta Yudisia
Akhir masuk kepada acara inti yang ditunggu-tunggu, yang dibawakan oleh Ibu Sinta Yudisia. Disana beliau terlihat kalem, berperasaan, bahkan saat seperti itupun masih terlihat sedikit sibuk coret-coret kertas (menulis maksudnya).

Memberikan materi pengajaran secara perlahan demi perlahan dengan sambil menampilkan slide power point yang cantik. Disana beliau mengutarakan untuk lebih memberikan motivasi untuk menulis ketimbang membimbing satu persatu dalam pembelajaran menulis, karena memang yang ikut hampir mencapai 200 orang dari yang seharusnya hanya 100.

Untuk latihan prakteknya, saya disuruh menulis karangan tulis fiktif berkaitan dengan cerita komedi..

Weleh-weleh..

Gak pernah nulis cerpen novel..
Tiba-tiba disuruh nulis tulisan fiksi..
Cuma 10 menit lagi..

Bismillah..

Akhirnya bisa juga..

Jurus tenaga kepepet alhamdulillah bisa keluar di saat yang tepat..
Walaupun ceritanya enggak jelas banget.. Konyol.. Hehe..

Oiy.. karya-karya novel beliau ini banyak sekali, yang terbaru dan saya beli adalah yang berjudul "Rinai", disitu beliau menceritakan bagaimana gambaran Palestina dan suasana warga-warganya yang luar biasa. Kalimat-kalimat yang diucap beliau juga sangat baku sekali. Dan sangat berbeda sekali dengan suasana saya di pesantren yang jika berbicara bahasa Indonesia maka sudah tercampur sekali dengan logat Jawa dan Maduranya. Disini benar-benar majlis orang-orang yang berbahasa sastra. Mudah-mudahan saya bisa tertular.

Di akhir penghujung acara, akhirnya kedapatan juga saya diwawancarai mengenai kesan dan pesan, serta memimpin doa. Waduh.. grogi juga nich.. Tapi Alhamdulillah..

Disitu juga diumumkan pemenang lomba menulis cerpen dan karangan-karangan, menulis formulir pendaftaran FLP dan motivasinya, beli buku novel "Rinai".. lanjut pulang dech..
Alhamdulillah sudah dapat pelatihan, dapat snack juga, sertifikat, dan follow upnya.
Pulang-pulang saya mencoba untuk mengetes kesungguhan saya, dengan berjihad pulang jalan kaki melawan panas sepulang sholat Zhuhur dari masjid seberang.

Alhamdulillah..
Setelah sampai asrama..
Nikmatnya bisa istirahat siang..

Sekedar mau menulis, setidaknya dari berita ini mudah-mudahan ada hikmah yang bisa diambil..
Amiin.

Kamis, 25 Oktober 2012

6 Cara Memanfaatkan Waktu

Sering dari kita, bahwa jika waktu kekosongan menghampiri kita, maka keseringan kita akan bingung mau melakukan apa, sehingga dari kelalaian itu, justru kita malah gunakan dengan hal yang sia-sia, bahkan negatif.
Inilah "6 Cara Memanfaatkan Waktu" yang diambil dari ringkasan salah satu tema dari judul buku "Efisiensi Waktu Konsep Islam" karangan Jasiem M. Badr Al-Muthowi'.
  1. Memiliki harakah ( Pergerakan ) yang terarah.
  2. Bergaul dengan masyarakat.
  3. Suka membantu orang lain.
  4. Melakukan 5 hal yang disukai para sahabat. Diantaranya adalah :
                      a. Selalu bergabung dengan orang-orang sholeh.
                      b. Mengikuti sunah nabi.
                      c. Memakmurkan masjid.
                      d. Tilawah Al-Qur'an.
                      e. Jihad fi Sabilillah.

     5. Membaca.
     6. Berolahraga.

Kebesaran Allah dibalik Fenomena Hujan


“...dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS Al-Hijr: 22)

Alangkah senang dan bersyukurnya hati kita, bila musim kemarau yang telah kita rasakan dengan susah payah dan kekeringan, telah ditutup dengan hujan yang besar nan cukup sebagai pertanda dari berawalnya musim hujan. Sawah dan kebun-kebun tersirami, sumur air penuh tercukupi, jalan-jalan raya menjadi bersih dari debu, hawa udara menjadi lebih segar, dan macam-macam kenikmatan yang lainnya.

Ilustrasi Hujan
Ternyata, dibalik fenomena alam yang begitu indah tersebut, Allah SWT melalui firmannya, telah banyak menyebutkan kebesaran dan keagungan ayat-ayatNya tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam waktu satu tahun.

Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Menurut Ilmuwan Islam Harun Yahya, fenomena alam itu sesunguhnya telah dinyatakan dalam Alquran sejak abad ke-7 M dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari langit menurut kadar". Diantaranya disebutkan dalam sebuah ayat dalam QS Az Zukhruf ayat ke-11:

“Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan), lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)”

Menurut Harun Yahya, air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. ''Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini,'' ujar pemilik nama asli Adnan Oktar ini.
Bahkan, kata dia, sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini. Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi, dan tentu saja kelangsungan kehidupan ini. Satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Alquran.

Suatu ukuran lain yang terkait dengan hujan adalah mengenai kecepatan jatuhnya. Ketinggian minimal awan mendung adalah 1.200 meter. Bila jatuh dari ketinggian ini, suatu obyek yang bobot dan ukurannya sama dengan air hujan akan semakin cepat dan jatuh ke tanah dengan kecepatan 558 km/jam. Tentu saja, obyek apa pun yang membentur tanah dengan kecepatan itu akan menyebabkan kerusakan besar.

Jika hujan yang terjadi itu jatuh dengan cara seperti itu, semua lahan panenan akan hancur, kawasan pemukiman, perumahan, dan mobil-mobil akan remuk, dan orang-orang tidak bisa berjalan-jalan tanpa perlindungan ekstra. Padahal, perhitungan ini hanya untuk awan setinggi 1.200 meter; ada juga awan mendung setinggi 10.000 meter. Air hujan dari tempat setinggi ini bisa memiliki kecepatan yang amat merusak. Akan tetapi, kenyataannya tidak begitu. Dari ketinggian berapa pun, kecepatan air hujan hanya 8-10 km/jam kala menimpa tanah dan aman untuk kebutuhan manusia.
Maha benar Allah SWT dengan segala firmannya.

*Dari berbagai sumber

Rabu, 24 Oktober 2012

Pemuda Cerdas Ahli Tafsir (Abdullah bin Abbas)


“Abdullah bin Abbas adalah pemuda yang dewasa, mempunyai lisan yang selalu bertanya dan akal yang sangat cerdas” (Umar bin Khattab)
Ibnu Abbas panggilannya. Beliau adalah anak laki-laki dari paman Rasulullah Saw, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib Syaibah bin Hasyim, lahir tiga tahun sebelum hijrah dan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam mendoakannya “Ya Allah berilah ia pengertian dalam bidang agama dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir)”. Allah mengabulkan doa Nabi-nya dan Ibnu Abbas belakangan terkenal dengan penguasaan ilmunya yang luas dan pengetahuan fikihnya yang mendalam, menjadikannya orang yang dicari untuk di mintai fatwa penting sesudah Abdullah bin Mas’ud, selama kurang lebih tiga puluh tahun..
Keilmuannya yang dalam, membuatnya banyak menyandang berbagai julukan dari orang-orang yang mengenalnya. Misalnya, Hibrul Ummah yang berarti pemimpin umat, Faqihul Ashr -orang yang paling pandai memahami agama dimasanya. Imam Tafsir, kemudian al-Bahr yang berarti lautan, hal ini karena beliau menguasai ilmu fiqih, tafsir dan tawil Quran. Dan masih banyak lagi julukan yang menghinggapi dirinya. Adapun yang paling menonjol dari beliau adalah dibidang tafsir, dan termasuk sahabat yang lebih pandai dalam bidang ini.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan olehnya, pernah suatu ketika ia diundang oleh Umar bin Khattab bersama pasukan-pasukan badar yang umurnya jauh diatasnya, salah satu darinya bertanya kepada Umar “Kenapa pemuda ini dimasukkan dalam kelompok kita, padahal kita juga mempunyai anak yang sebaya dengannya?". Umar menjawab, "Itu menurut pendapat anda sekalian".
Pada hari yang lain, Umar kemudian bertanya kepada para sahabat untuk menunjukan kelebihan dari Ibnu Abbas  "Apakah komentar anda terhadap firman Allah: "Apabila telah datang kemenangan dan pertolongan dari Allah?" (Surat An-Nashr). Salah seorang diantara mereka menjawab, "Kami diperintah untuk memuji dan memohon ampunan kepada Allah bila kita mendapat pertolongan dan kemenangan". Para sahabat yang lain terdiam semuanya, lantas Umar bertanya kepada Ibnu Abbas, "Apakah komentarmu juga seperti itu wahai Ibnu Abbas?" Ibnu Abbas menjawab, "Tidak" Umar bertanya lagi, "Lalu bagaimana komentarmu?" Ibnu Abbas menjawab, "Itu adalah saat kewafatan Rasulullah Saw yang diberitahukan oleh Allah kepadanya." Allah berfirman; "Apabila telah datang pertolongan dan kemenangan dari Allah, itu adalah suatu isyarat tanda dekatnya ajalmu wahai Muhammad, maka sucikanlah dengan memuji Rabbmu dan memohonlah ampunan kepada-Nya, karena Dia adalah Dzat yang Maha Penerima Taubat" Kemudian Umar berkata, "Saya tidak tahu mengenai kandungan ayat ini melebihi apa yang kamu katakan" (HR Bukhari).
Selang beberapa bulan kemudian, benarlah seperti yang dikatakan Ibnu Abbas, Rasulullah SAW berpulang ke rahmatullah bertepatan saat ia baru berumur 15 tahun. Ini adalah satu bukti kecerdasan yang dimiliki Ibnu Abbas dalam bidang tafsir, dan beliau juga seorang yang berfikiran sehat dan teguh memegang amanat.

Senin, 22 Oktober 2012

3 Tamu Syeikh yang Memberikan Ilmu dan Hartanya

Bersama Syeikh Yahya dan Asatidz
Tahun 1433 H ini, adalah tahun yang penuh keberkahan bagi Ma'had Ibnu Katsir Jember, bagaimana tidak, hanya dalam periode 3 bulan, ma'had ini telah kedatangan tamu luar biasa dari luar negeri sebanyak 3 Syeikh, seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan datang dari tempat yang mulia. Yang satu dari Mekah "Syeikh. DR. Yahya" kemudian dari Syria "Syeikh. Mahir Al-Munajjid" dan dari Mesir "Syeikh. DR. Hisyam".

Adapun Syeikh Yahya yang tinggal sekitar 5 Km dari Masjidil Haram ini, datang ke Ma'had pada bulan Ramadhan beserta keluarganya dan rombongan pengantar dari Ma'had 'Isy Karima. Beliau datang dengan ketawadhuannya, menyalami seluruh santri dan warga, dan mengimami sholat-sholat fardhu, tarawih, ceramah kultum, dauroh lughoh 3 hari, silaturahim ke berbagai tokoh kiyai Jember, menghadiri dan memberikan soal pada Perlombaan Tahfizh Qur'an Prosalina tingkat 20 Juz, jaulah ke tanah atas Rembangan bersama para santri untuk melihat pemandangan yang indah, serta memberikan keteladanan bagaimana bersabar melihat santri yang memiliki latar belakang karakter yang berbeda, Subhanallah! Beliau juga menginfakan uang kepada Masjid Al-Falah untuk merenovasi sebesar 11 Juta Rupiah. Semoga Allah memberkahi beliau.

Bersama Syeikh Mahir dan teman-teman
Syeikh Mahir Al-Munajjid, adalah Syeikh Syria yang memiliki tutur kata yang lembut dan sopan kepada siapapun, beliau tidak pernah memanggil orang dengan namanya, melainkan dengan "Ya Sayyidi,, Ya Ustadzii,, Ya Syeikh.." bahkan kepada asisten beliau sendiri. Beliau sangat menyukai nasyid Hadrah dari Ma'had Ibnu Katsir, sehingga sangat menghayati dari kalimat yang dilantunkan vokalis Muhammad Bahri, kata beliau "Yaa Bahrul Uluuuum..". Di ma'had ini beliau juga mengisi dauroh lughoh yang bertemakan tentang berbagai pemikiran yang sesat, salah satunya adalah Syi'ah, yang telah membuat kekacauan di negeri beliau. Beliau juga membimbing mahasantri dalam membaca Al-Qur'an dengan tajwid, karena selain mahir dalam memberikan materi pelajaran, beliau juga memiliki gelar sanad 10 baca'an qiro'ah, sehingga tidak diragukan lagi kapasitasnya, mahasantri benar-benar dibuat mikir dengan bacaan yang sering dikoreksi beliau.

Tak kalah serunya dan membekas di hati para mahasantri, Syeikh. DR. Hisyam yang datang dari Mesir juga memiliki karakter dan khas tersendiri. Datang ke jember pukul 1 malam, langsung memulai dauroh 3 sesi selama 2 hari. Disana para mahasantri diajarkan tentang bagaimana adab yang sesungguhnya terhadap pengajar, beliau memanggil kami dengan sebutan "Yaa Thoolibal Ilm.." sebagai bentuk cintanya kepada kami. Beliau adalah syeikh doktor yang ahli dalam bidang kebahasaan, mengajari kami apa yang beliau tahu, menghafal dengan baik nama-nama kami, dan membimbing kami hingga menjadi murid yang beradab. Momen yang paling kami tidak lupakan adalah ketika perpisahan, sambil memberikan pelukan khusus kepada kami, beliau tidak henti-hentinya mendoakan keberkahan kepada kami dan menjanjikan akan datang bulan depan insya Allah.

Ya Allah berikanlah keberkahan kepada guru-guru kami yang telah mendidik dan mengajari kami dengan segala keikhlasan mereka. Aamiin.